Senin, 08 Oktober 2012

Permasalahan Sosial Kota Jakarta dan Harapan Baru Terhadap Gubernur Terpilih


Kalau kita berbicara mengenai kota Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia, memang tidak akan ada habisnya. Mulai dari infrastruktur, penduduk, pendidikan, bahkan gaya hidup yang selama ini mungkin telah menjadi daya tarik bagi penduduk di Indonesia. Kalau dipikir-pikir semua orang di Indonesia dari Sabang sampai Merauke pasti ingin datang ke Jakarta. Tak heran, banyak cara yang dilakukan oleh penduduk dari luar Jakarta untuk sekedar mengadu nasib ataupun menikmati keindahan kotanya. Namun sayang, semua makna keindahan kota Jakarta itu seakan sirna karena banyaknya permasalahan sosial yang terjadi di kota Jakarta. 
            Seperti yang telah kita ketahui bersama, banyak sekali permasalahan sosial yang saat ini muncul di tengah-tengah masyarakat kota Jakarta, diantaranya : kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, ledakan penduduk, daerah pemukiman yang kumuh, kemacetan, pedagang kaki lima, tuna wisma, sampah , limbah dan masih banyak lagi masalah sosial lainnya. Masalah sosial itu sendiri merupakan suatu kondisi yang tentunya tidak diharapkan oleh masyarakat kota Jakarta dam tentunya sangat merugikan kehidupan sosial mereka serta hal itu sangat bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati.
            Jika dilihat dari segi kesehatan , saat ini semakin banyak warga Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci, memasak, bahkan sampai hal yang bersifat pribadi sekalipun di lakukan di sungai itu juga. Kebiasaan buruk seperti itu tentunya banyak menimbulkan berbagai masalah seperti sungai menjadi tercemar dan jika sungai telah tercemar tentunya akan semakin banyak bibit penyakit yang akan tumbuh. Kalau sudah terjadi seperti itu kita tidak dapat menyalahkan siapa-siapa dan tentunya semua hal itu bukanlah pilihan mereka. Apa mau di kata, mereka telah dating ke Jakarta dan ingin mencari kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya namun kenyataan yang mereka inginkan berbanding terbalik dengan harapan mereka untuk tinggal di kota Jakarta. Semakin banyak masyarakat Jakarta yang tinggal menetap di bantaran sungai hingga bertahun-tahun karena mereka tidak mempunyai keahlian lebih sehingga sulit di pertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta mereka sulit untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota Jakarta.
            Sebagian orang ada yang mengemis, ada yang menjadi gelandangan dan ada juga yang menjadi pengamen sungguh jauh dari kata baik kehidupan mereka. Mau bagaimana pun mereka ingin mengadu nasib di kota Jakartadan sebagian besar dari mereka tidak memikirkan bagaimana kedepannya , yang ada di pikiran mereka bahwa kota Jakarta adalah kota impian , kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik tapi kenyataan yang ada saat ini semakin banyak pengangguran dimana-mana.
            Pedagang kaki lima juga banyak di temui di pinggir jalanan kota Jakarta. Mereka umumnya berjualan makanan, minuman, pakaian ataupun aksesoris. Sering kita lihat di berita mengenai petugas-petugas keamanan satpol PP yang menggelandang mereka, mengusir, bahkan membawa barang dagangan mereka. Yang lebih kejam lagi, terkadang petugas tersebut merusak lapak dagang mereka tempat mereka mencari nafkah. Memang terlihat kejam, tapi apa mau di kata. Pedagang kaki lima tidak punya pilihan, mereka mau kerja apa di Jakarta karena seperti yang kita ketahui, standar untuk mendapatkan pekerjaan di Jakarta semakin tinggi , belum lagi saat ini banyak juga masyarakat yang datang dari luar kota Jakarta untuk mencari pekerjaan. Sehingga persaingan untuk mencari pekerjaan yang pasti itu semakin ketat.
Masalah sosial lainnya di kota Jakarta adalah sampah. Di kota Jakarta memang banyak sekali sampah, baik itu sampah yang berserakan di jalan ataupun yang menggenang di sungai. Mungkin masyarakat Indonesia memang belum paham benar arti sampah , jika sampah itu di kelola dengan baik maka akan bermanfaat baik juga bagi kita namun sebaliknya ,jika sampah itu dibiarkan begitu saja maka bencanalah yang akan kita dapat. Jelas, dalam pengetahuan teori tentang sampah dari anak kecil hingga dewasa pasti tahu. Tapi kebanyakan mereka hanya sekedar tahu dan enggan untuk melakukannya. Kota Jakarta banjir karena banyak sampah yang menghambat daerah aliran sungai, ditambah drainase yang kurang begitu efektif pula. Lahan untuk penyerapan air pun semakin berkurang karena semakin banyaknya pembangunan yang berjalan. Sampah bisa menjadi hal yang berharga jika kita bisa mengelolanya dengan baik dan kita pun harus selalu menjaga lingkungan hidup kita agar selalu bersih dan sehat.
Permasalahan sosial seperti diatas setiap tahun semakin bertambah. Seakan-akan tidak perduli sudah berapa kali gubernur telah berganti, namun berbagai kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta menjadi lebih baik sepertinya tidak berjalan dengan baik atau bisa dibilang gagal.
Dan baru-baru ini kota Jakarta telah sukses menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada). Joko Widodo atau yang lebih di kenal dengan sebutan Jokowi beserta pasangannya Basuki Cahya Purnama atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ahok terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur terpilih periode 2012-2017. Dengan terpilihnya Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta , diharapkan mampu membawa Jakarta ke arah yang lebih baik dengan meminimalisir permasalahan-permasalahan sosial yang begitu banyak sesuai dengan janji mereka selama masa kampanye bahwa permasalahan sosial  yang begitu kompleks dan banyak di ibu kota akan menjadi prioritas dengan melakukan perbaikan dan pembangunan tata kota yang lebih baik dari perkampungan-perkampungan kumuh di bantaran sungai maupun di tengah perkotaan.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar