Kalau
kita berbicara mengenai kota Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia, memang
tidak akan ada habisnya. Mulai dari infrastruktur, penduduk, pendidikan, bahkan
gaya hidup yang selama ini mungkin telah menjadi daya tarik bagi penduduk di
Indonesia. Kalau dipikir-pikir semua
orang di Indonesia dari Sabang sampai Merauke pasti ingin datang ke Jakarta.
Tak heran, banyak cara yang dilakukan oleh penduduk dari luar Jakarta untuk
sekedar mengadu nasib ataupun menikmati keindahan kotanya. Namun sayang, semua
makna keindahan kota Jakarta itu seakan sirna karena banyaknya permasalahan
sosial yang terjadi di kota Jakarta.
Seperti yang telah kita ketahui
bersama, banyak sekali permasalahan sosial yang saat ini muncul di
tengah-tengah masyarakat kota Jakarta, diantaranya : kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, ledakan penduduk, daerah pemukiman yang kumuh, kemacetan,
pedagang kaki lima, tuna wisma, sampah , limbah dan masih banyak lagi masalah
sosial lainnya. Masalah sosial itu sendiri merupakan suatu kondisi yang
tentunya tidak diharapkan oleh masyarakat kota Jakarta dam tentunya sangat
merugikan kehidupan sosial mereka serta hal itu sangat bertentangan dengan
standar sosial yang telah disepakati.
Jika dilihat dari segi kesehatan ,
saat ini semakin banyak warga Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci,
memasak, bahkan sampai hal yang bersifat pribadi sekalipun di lakukan di sungai
itu juga. Kebiasaan buruk seperti itu tentunya banyak menimbulkan berbagai
masalah seperti sungai menjadi tercemar dan jika sungai telah tercemar tentunya
akan semakin banyak bibit penyakit yang akan tumbuh. Kalau sudah terjadi
seperti itu kita tidak dapat menyalahkan siapa-siapa dan tentunya semua hal itu
bukanlah pilihan mereka. Apa mau di kata, mereka telah dating ke Jakarta dan
ingin mencari kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya namun kenyataan yang
mereka inginkan berbanding terbalik dengan harapan mereka untuk tinggal di kota
Jakarta. Semakin banyak masyarakat Jakarta yang tinggal menetap di bantaran
sungai hingga bertahun-tahun karena mereka tidak mempunyai keahlian lebih
sehingga sulit di pertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta
mereka sulit untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota Jakarta.
Sebagian orang ada yang mengemis,
ada yang menjadi gelandangan dan ada juga yang menjadi pengamen sungguh jauh
dari kata baik kehidupan mereka. Mau bagaimana pun mereka ingin mengadu nasib
di kota Jakartadan sebagian besar dari mereka tidak memikirkan bagaimana
kedepannya , yang ada di pikiran mereka bahwa kota Jakarta adalah kota impian ,
kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik tapi kenyataan
yang ada saat ini semakin banyak pengangguran dimana-mana.
Pedagang kaki lima juga banyak di
temui di pinggir jalanan kota Jakarta. Mereka umumnya berjualan makanan,
minuman, pakaian ataupun aksesoris. Sering kita lihat di berita mengenai
petugas-petugas keamanan satpol PP yang menggelandang mereka, mengusir, bahkan
membawa barang dagangan mereka. Yang lebih kejam lagi, terkadang petugas
tersebut merusak lapak dagang mereka tempat mereka mencari nafkah. Memang
terlihat kejam, tapi apa mau di kata. Pedagang kaki lima tidak punya pilihan,
mereka mau kerja apa di Jakarta karena seperti yang kita ketahui, standar untuk
mendapatkan pekerjaan di Jakarta semakin tinggi , belum lagi saat ini banyak
juga masyarakat yang datang dari luar kota Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Sehingga persaingan untuk mencari pekerjaan yang pasti itu semakin ketat.
Masalah
sosial lainnya di kota Jakarta adalah sampah. Di kota Jakarta memang banyak
sekali sampah, baik itu sampah yang berserakan di jalan ataupun yang menggenang
di sungai. Mungkin masyarakat Indonesia memang belum paham benar arti sampah ,
jika sampah itu di kelola dengan baik maka akan bermanfaat baik juga bagi kita
namun sebaliknya ,jika sampah itu dibiarkan begitu saja maka bencanalah yang
akan kita dapat. Jelas, dalam pengetahuan teori tentang sampah dari anak kecil
hingga dewasa pasti tahu. Tapi kebanyakan mereka hanya sekedar tahu dan enggan
untuk melakukannya. Kota Jakarta banjir karena banyak sampah yang menghambat
daerah aliran sungai, ditambah drainase yang kurang begitu efektif pula. Lahan
untuk penyerapan air pun semakin berkurang karena semakin banyaknya pembangunan
yang berjalan. Sampah bisa menjadi hal yang berharga jika kita bisa
mengelolanya dengan baik dan kita pun harus selalu menjaga lingkungan hidup
kita agar selalu bersih dan sehat.
Permasalahan
sosial seperti diatas setiap tahun semakin bertambah. Seakan-akan tidak perduli
sudah berapa kali gubernur telah berganti, namun berbagai kebijakan dan
program-program yang bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta menjadi lebih baik
sepertinya tidak berjalan dengan baik atau bisa dibilang gagal.
Dan
baru-baru ini kota Jakarta telah sukses menyelenggarakan pemilihan kepala
daerah (pilkada). Joko Widodo atau yang lebih di kenal dengan sebutan Jokowi
beserta pasangannya Basuki Cahya Purnama atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Ahok terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur terpilih periode 2012-2017. Dengan
terpilihnya Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta ,
diharapkan mampu membawa Jakarta ke arah yang lebih baik dengan meminimalisir
permasalahan-permasalahan sosial yang begitu banyak sesuai dengan janji mereka
selama masa kampanye bahwa permasalahan sosial
yang begitu kompleks dan banyak di ibu kota akan menjadi prioritas
dengan melakukan perbaikan dan pembangunan tata kota yang lebih baik dari perkampungan-perkampungan
kumuh di bantaran sungai maupun di tengah perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar